3 Alasan Anak Muda Mulai Meninggalkan Facebook dan Twitter
Tau tidak anda, pada tahun 2011 lalu, sebelas juta remaja angkat kaki dari Facebook? Sejak itu Facebook makin didominasi oleh kalangan dewasa sampai orangtua, yakni mereka yang berusia 30 tahun ke atas.
Hal sama juga terjadi pada Twitter. Secara umum, berita anak muda terkini platform medsos ini alami penurunan pemakai, bahkan juga termasuk di Indonesia yang basis pemakai Twitter-nya terhitung melimpah ruah. Dalam dua th. paling akhir, pemakai Twitter di Indonesia alami penurunan 10 % sampai tinggal sepertiga dari keseluruhan pemakai Internet.
Berdasar pada diskusi dan penilaian Felicity Duncan—seorang asisten dosen jurusan digital communication and social media di Cabrini College, Amerika Serikat—terhadap 80 mahasiswa, ada tiga alasan “jujur” mengapa anak-anak muda meninggalkan Facebook dan Twitter, dan lebih suka mengedar di Snapchat (at least untuk saat ini)
1. Memiliki nuansa tua
Saat ini, anak-anak muda berasumsi basis Facebook dan Twitter “bernuansa tua” karena ada makin banyak beberapa orang tua di dalamnya. Memang, berdasar pada Pew Research Center, 48 % pemakai internet berumur diatas 65 th. memakai Facebook.
Mengakibatkan, anak-anak muda jadi canggung ketika orangtua, om, tante atau bahkan juga nenek mereka memohon berteman di Facebook. Mereka jadi merasa tidak bebas berekspresi, malu, dan canggung.
2. Tulisan memalukan
Content atau apa pun yang di-post di Facebook dan Twitter juga akan tetaplah ada kurun waktu lama, bahkan juga mungkin selama-lamanya. Walau sebenarnya tulisan lima atau tujuh lalu saja ‘kan telah merasa buat malu banget saat ini! Foto-foto yang dahulu sepertinya bagus, berita anak muda jaman sekarang saat ini jadi terlihat culun banget.
Sayangnya, telah ada terlalu banyak photo anda di Facebook, tak tahu beberapa photo yang di-tag ke akun anda, maupun beberapa photo yang memang dengan sadar anda berbagi. Perlu waktu untuk menghapus atau sembunyikannya satu per satu.Sesaat di Snapchat, anak muda dapat bebas membagi beberapa hal konyol untuk jadi bahan guyonan. Toh dalam 24 jam, content itu juga akan automatis hilang.
3. Topeng pencitraan
Well, tidak semua anak muda menghapus akun Facebook atau Twitter mereka, sich. Hanya saya mereka tidak aktif disana. Mengapa? Soalnya, perusahaan relatif mengecek sosial media sebelumnya terima lamaran kerja seorang. Dengan hal tersebut, anak-anak muda tidak menghapus akun Facebook dan Twitter mereka, tetapi hanya jadikan ke-2 medsos itu jadi topeng pencitraan. Pokoknya tidak perlu sering-sering di-update, lah. Yang penting menulis beberapa hal yang bagus, aman, tidak personal, dan, ehem, menjemukan saja untuk pencitraan.
Mengakibatkan, berita remaja kekinian ekspresi anak muda yang sebenarnya tidak diperlihatkan sekali lagi lewat Facebook dan Twitter. Inti sosial media yang sesungguhnya mereka salurkan lewat Snapchat dan beragam sosial media yang lain yang lebih baru.
00.19
cara, ide, info, informasi, inspirasi, ketahui, langkah, mengenal, metode, panduan, tata cara, tips, trik
0
0 komentar:
Posting Komentar